Pada suatu hari terdengarlah suara tangisan dari seorang
perempuan karena merasa bersalahnya kepada sang suami.
Dua belas
tahun sudah ia hidup bersama dengan suaminya namun mereka tak juga dikaruniai
seorang anak.sang istri berkata kepada suamiya”mas,maafkan aku,aku tidak bisa
menjadi seorang istri yang baik dan bisa membahagiakanmu,aku sudah gagal
mas.aku rela apabila mas mau mencari wanita lain untuk mas nikahi”menarik nafas
sang suami menanggapi perkataan istrinya “untuk apa kamu bilang seperti itu?aku
tidak pernah merasa kecewa ataupun marah ketika kita sudah bertahun-tahun
bersama akan tetapi hasil cinta kita belum berbuah,mungkin memang ini yang
terbaik buat kita,TUHAN belum mengaruniai kita anak karna tuhan tau mungkin
kita belum sanggup untuk menjaga dan merawat ciptaannya”.sang istri hanya bisa
diam mendengar tanggapan sang suaminya.
Setiap hari tak ada yang direnungkan sang istri,hanya rasa
bersalahnyalah yang selalu ada dibenaknya sehingga ia mempunyai niat untuk
menghindar dan menjauh dari suaminya dengan maksud agar suaminya resah dan
jenuh sehingga ada keinginan untuk menikah lagi,akan tetapi karena kuatnya
cinta sang suami sikap dan niat istrinyapun ia abaikan.
Sehingga pada suatu pagi ketika mereka hendak sarapan,sang
istri berkata lagi pada sang suami”mas,aku sadar mas tidak akan bahagia dengan
pernikahan kita tanpa adanya buah hasil dari cinta kita,aku mau mas sekarang
menikah lagi supaya mas bisa mempunyai seorang anak,aku rela mas meskipun anak
itu terlahir dari perempuan lain aku terima”. Sekarang sang suami tidak bisa
menyanggah ataupun menanggapi dari keinginan sang istri yang sangat kuat
itu.”pergilah mas,cari wanita yang bisa mas nikahi dan bisa memberikan mas
anak”lagi-lagi sang istri berkata.
Tidak ada lagi yang bisa dilakukan sang suami,karena cintanya
yang sangat besar kepada istrinya dan tidak mau istrinya terus-terusan menangis
maka ia akan memenuhi dan mengabulkan permintaan sang istri.
Pada suatu ketika akhirnya sang suami menemukan perempuan yang
bernama Ranty dan iapun mau menjadi istrinya serta mau menyerahkan bayinya
kepada suaminya bersama istri yang sudah diketahui sebelumnya. Mereka tinggal
dalam satu rumah,sang istri sangat akrab dengan ranty apalagi ia sudah tau
bahwa Ranty sekarang sudah mengandung anak dari suaminya.
sang istri rela melakukan dan mengabulkan setiap apa yang
dinginkan oleh Ranty demi keselamatan dan kesehatan janin yang ada pada
kandungan Ranty. Sang suami hanya bisa melihat apa yang dilakukan istrinya
kepada istri keduanya itu.
Sembilan bulan sudah Ranty hamil dan akhirnya ia melahirkan di
salah satu rumah sakit yang terletak di kawasan tempat mereka tinggal. Betapa
bahagianya sang suami dan istrinya melihat bayi yang dilahirkan ranty akan
segera memanggilnya papa dan mama.tidak lama kemudian persalinanpun selesai dan
mereka pulang bersama-sama, entah kenapa di pikiran Ranty terbesit sesuatu yang
bertentangan dari perjanjian yang ia buat bersama keluarga suaminya itu.
hingga pada waktunya tiba istri dari suaminya itu ingin
meminta dan menggendong anak Ranty dengan suaminya itu. Tiba-tiba Ranty
menepis”tidak,,aku tidak akan menyerahkan bayi ini kepada kalian”tapi kenpa
Ranty?kamu sudah janji mau memberikan bayi itu kepada kami”kata sang suami.”iya
itu dulu,sekarang tidak lagi.aku yang mengandungnya selama sembilan bulan,aku
yang melahirkannya dengan mempertaruhkan nyawaku,dan sekarang dengan mudahnya
kalian mau merebut anak ini dariku?lebih baik aku pergi dari sini sekarang,dan
kalian jangan macam-macam untuk
mengambil bayi ini dariku”. Ranty?Ranty? Tunggu Ranty,sang suami mencoba
menahannya supaya tidak pergi namun sia-sia.
Sang istri hanya bisa menangis,menangis dan
menangis.”sudahlah,,jangan menangis lagi,memang kita sudah di takdirkan hidup
bersama tampa adanya seorang putera”sang suami mencoba menghibur istrinya.
“maafkan aku mas,aku kira dengan kita memiliki anak meskipun dari perempuan
lain kita akan bahagia,ternyata aku salah mas, maafkan aku”
0 komentar:
Posting Komentar