sejarah pemerintahan di
Pamekasan semakin ada titik terang setelah berhasilnya invansi Mataram ke
Madura dan merintis pemerintahan lokal dibawah pengawasan Mataram. Hal ini
dikisahkan dalam beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem
serta telah adanya beberapa penelitian sejarah oleh Sarjana barat yang lebih
banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan
Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH.
Masa-masa berikutnya yaitu masa-masa yang lebih cerah sebab telah banyak tulisan berupa hasil penelitian yang didasarkan pada tulisan-tulisan sejarah Madura termasuk Pamekasan dari segi pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan agama, mulai dari masuknya pengaruh Mataram khususnya dalam pemerintahan Madura Barat (Bangkalan dan Pamekasan), masa campur tangan pemerintahan Belanda yang sempat menimbulkan pro dan kontra bagi para Penguasa Madura, dan menimbulkan peperangan Pangeran Trunojoyo dan Ke’ Lesap, dan terakhir pada saat terjadinya pemerintahan kolonial Belanda di Madura.
Hal ini terbukti dengan
banyaknya penguasa Madura yang dimanfaatkan oleh Belanda untuk memadamkan
beberapa pemberontakan di Nusantara yang dianggap merugikan pemerintahan
kolonial dan penggunaan tenaga kerja Madura untuk kepentingan perkembangan
ekonomi Kolonial pada beberapa perusahaan Barat yang ada didaerah Jawa,
khususnya Jawa Timur bagian timur (Karisidenan Basuki).
Tenaga
kerja Madura dimanfaatkan sebagai tenaga buruh pada beberapa perkebunan
Belanda. Orang-orang Pamekasan sendiri pada akhirnya banyak hijrah dan menetap
di daerah Bondowoso. Perkembangan Pamekasan, walaupun tidak terlalu banyak
bukti tertulis berupa manuskrip ataupun inskripsi nampaknya memiliki peran yang
cukup penting pada pertumbuhan kesadaran kebangsaan yang mulai berkembang di
negara kita pada zaman Kebangkitan dan Pergerakan Nasional
0 komentar:
Posting Komentar