Sebuah
makam kuno atau yang lebih populer lagi dengan sebutan asta buju’ (makam
leluhur, Red), memang dikenal dengan keajaibannya. Seperti halnya asta buju’
Raden Segoro di Desa Batioh, Kecamatan Banyuates. Makam tersebut dipercaya bisa
membawa berkah bagi para pengunjungnya. Bagaimanakah silsilah buju’ tersebut ?

Dengan
berziarah dan berdoa di Asta Bujuk Raden Segoro, banyak yang percaya bisa
mempermudah apa yang menjadi citacita seorang peziarah. Sehingga, saat hari
libur banyak warga mengunjungi asta tersebut. Seorang juru kunci, Abdul Aziz
Jying, 57, warga Batioh, Kecamatan Banyuates, membenarkan banyaknya peziarah
yang sering berkunjung ke lokasi tersebut. Menurutnya, kedatangan mereka untuk
mendapatkan barokah agar cita-cita yang diinginkan bisa tercapai.
”Banyak
memang orang yang datang ke sini (Bujuk Raden Segoro, Red). Ternyata tidak
hanya ingin rekreasi, tapi juga nyekar ke Bujuk Raden Segoro. Mereka
mengelilingi bujuk itu (Raden Segoro, Red) dan berdoa. Memohon agar suatu hal
yang diinginkan bisa tercapai,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Madura. Abdul
Azis lantas menceritakan asal muasal adanya kuburan di Hutan Nepa tersebut.
Menurutnya,
berawal saat ditolaknya seorang putri raja oleh ayahandanya karena hamil tanpa
seorang suami. Sehingga, sang raja menyuruh patihnya untuk membunuh putri
tersebut. Karena gagal membunuhnya, akhirnya sang raja mengutus patihnya untuk
menghanyutkan putrinya ke laut lepas dengan menggunakan perahu. ”Beruntung,
putri Raja Ngaliusi yang bernama Dewi Ratna ini, tidak diceburkan ke laut.
Sebab,
patih yang menjadi pesuruh itu merasa kasihan. Akhirnya lahirlah bayi yang
diberi nama Raden Segoro,” ujarnya saat bercerita kepada Jawa Pos Radar Madura.
Perahu yang ditumpangi Dewi Ratna tersebut, tambah Abdul Aziz, mengikuti arus
hingga kandas di Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, tepatnya di Hutan Nepa.
Sehingga Raden Segoro dibesarkan di Hutan Nepa.
Saat
itu Raden Segoro mendirikan sebuah kerajaan kecil di Hutan Nepa dengan dibantu
salah satu patihnya. Kerajaan tersebut
berkembang pesat hingga kesohorke daerah lain. ”Dari saking kesohornya,
akhirnya kerajaan dari ayahanda Dewi Ratna mendengar. Salah satu patih yang
ikut membesarkan kerajaan itu diketahui sang raja dan dikutuk menjadi kera.
Sedangkan Raden Segoro, tiba-tiba hilang di pohon yang sekarang menjadi
makamnya,” tuturnya. (radar)
0 komentar:
Posting Komentar