pesarean Aer Mata Ebuh di Desa Buduran,
Kecamatan Arosbaya, Bangkalan. Pesarean penuh sejarah, ini diyakini
memiliki kekeramatan oleh masyarakat Madura. hal itu, menjadi magnet
bagi wisatawan dari luar Madura. peziarah luar Madura yang berziarah
ke Makam Syaichona Cholil, .
Bisa dipastikan,
juga berziarah
ke Pesarean Aer Mata Ebuh. Pesarean ini, menjadi pemakaman paling luas
di Jawa Timur. Pesarean Aer Mata Ebuh merupakan tempat
persemayaman keluarga yang sudah tujuh turunan, banyak
dikenal masyarakat, serta penuh dengan sejarah dan kekeramatan. Juru
kunci Pesarean Aer Mata Ebuh Moh. Jamal menceritakan, pesarean itu
diberi nama Aer Mata ebuh, karena memang menjadi tempat
pertapaan Kanjeng Ratoh ebuh Syarifah Ambami pada masa dulu.
Sumber mata air yang dipercaya sebagai
air barokah, juga tidak lepas dari sejarah Ratu Syarifah Ambami. Menurut
cerita Jamal, dulu Syarifah bertapa untuk keselamatan suaminya Raden
Praseno, yang sedang berperang di Mataram. Dalam pertapaan itu,
Syarifah menangis lalu bertemu Nabi Hidir. Dalam doanya, dia
meminta kepada Allah, tujuh turunan mengusai Pulau Jawa.
Karena tangisan itu, kampung di sini
diberi nama Kampung Aer Mata, Kemudian, setelah datang dari
Mataram, Raden Praseno bertanya kepada Syarifah Ambami, yang diperoleh
selama bertapa. Syarifah menceritakan yang dialami selama
bertapa. Ternyata, cerita itu membuat Raden Praseno marah besar lalu
kembali ke Mataram.
Melihat kejadian itu, Syarifah Ambami
bertapa lagi sambil menangis tiada henti, hingga air matanya tumpah di
tempat bertapanya. ”Tempat bertapanya itu yang menjadi sumber mata air
sampai sekarang,” kata Jamal. Bahkan, menurutnya sejak Gusdur jadi
presiden, dan Jembatan Suramadu beroperasi, peziarah yang datang bukan
hanya dari Madura saja, tetapi juga berasal luar negeri (Belanda).
”Biasanya sampai beberapa bus datang
berberdoa di sini,” katanya. Dijelaskan, makam menjulang yang berada di
luar pagar bukan makam dari keraton, tapi makam warga, yang saat
ini telah dilarang untuk dijadikan pemakaman warga. ”Sekarang tidak
boleh melakukan penguburan di sini lagi, karena sudah tercatat di Situs
Purbakala Sidoarjo,” imbuhya.
Kenyamanan dari kawasan tersebut,
membuat salah seorang pengunjung Maulidina kerasan. Perempuan
asal Klampis ini mengungkapkan, dia ingin mengetahui dan berziarah di
Makam Aer Mata Ebuh supaya bisa mendapatkan barokah. ”Saya hanya
ingin mengetahui dan berziarah, tidak ada maksud lain,
ternyata tempatnya sangat nyaman dan sejuk,” ungkapnya.
Air dari Sumber Aer Mata Ebuh Diyakini Obat
AROSBAYA-Selain makam yang sangat
terkenal, ada sebuah sumber mata air yang sangat dikenal oleh
sebagian masyarakat. Yaitu sumber aer mata ebuh yang menurut
kepercayaan masyarakat dapat menyembuhkan penyakit. Sumber mata air yang
terletak di bawah makam dari Rato Ebuh Syarifah Ambami. Diungkapkan
oleh H. Hammud, penjaga sumur sumber mata air.
Sumur tersebut tidak akan pernah kering
dan keluar langsung dari sumber mata air. Sumber mata air tersebut dapat
mengobati berbagai macam penyakit, makanya banyak pengunjung yang
mencari dan mengambil langsung. Sumur ini dalam dan terletak paling
pojok, dengan ukuran yang sangat kecil,” imbuhnya.
Berbeda dengan H. Hammud juru kunci dari
makam aer mata ebuh, Moh. Jamal mengatakan bahwa sumur Aer Mata Ebuh
bukan asli langsung dari Kanjeng Ratu Ebuh Syarifah Ambami,
melainkan langsung dari sumber pegunungan yang banyak dimanfaatkan oleh
pengunjung yang datang. Bahkan menurut Jamal, air tersebut diambil oleh
pengunjung untuk dibawa ke dalam makam saat melakukan ziarah di
dekat makam Ratu Ebuh Syarifah Ambami, dengan mengharapkan syafaat.
0 komentar:
Posting Komentar