Selasa, 25 November 2014

0 Aer Mata

pesarean Aer Mata Ebuh di Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, Bangkalan. Pesarean penuh sejarah, ini diyakini memiliki kekeramatan oleh masyarakat Madura. hal itu, menjadi magnet bagi wisatawan dari luar Madura. peziarah luar Madura yang berziarah ke Makam Syaichona Cholil, .
Bisa dipastikan,
juga berziarah ke Pesarean Aer Mata Ebuh. Pesarean ini, menjadi pemakaman paling luas di Jawa Timur. Pesarean Aer Mata Ebuh merupakan tempat persemayaman keluarga yang sudah tujuh turunan, banyak dikenal masyarakat, serta penuh dengan sejarah dan kekeramatan. Juru kunci Pesarean Aer Mata Ebuh Moh. Jamal menceritakan, pesarean itu diberi nama Aer Mata ebuh, karena memang menjadi tempat pertapaan Kanjeng Ratoh ebuh Syarifah Ambami pada masa dulu.
Sumber mata air yang dipercaya sebagai air barokah, juga tidak lepas dari sejarah Ratu Syarifah Ambami. Menurut cerita Jamal, dulu Syarifah bertapa untuk keselamatan suaminya Raden Praseno, yang sedang berperang di Mataram. Dalam pertapaan itu, Syarifah menangis lalu bertemu Nabi Hidir. Dalam doanya, dia meminta kepada Allah, tujuh turunan mengusai Pulau Jawa.
Karena tangisan itu, kampung di sini diberi nama Kampung Aer Mata, Kemudian, setelah datang dari Mataram, Raden Praseno bertanya kepada Syarifah Ambami, yang diperoleh selama bertapa. Syarifah menceritakan yang dialami selama bertapa. Ternyata, cerita itu membuat Raden Praseno marah besar lalu kembali ke Mataram.
Melihat kejadian itu, Syarifah Ambami bertapa lagi sambil menangis tiada henti, hingga air matanya tumpah di tempat bertapanya. ”Tempat bertapanya itu yang menjadi sumber mata air sampai sekarang,” kata Jamal. Bahkan, menurutnya sejak Gusdur jadi presiden, dan Jembatan Suramadu beroperasi, peziarah yang datang bukan hanya dari Madura saja, tetapi juga berasal luar negeri (Belanda).
”Biasanya sampai beberapa bus datang berberdoa di sini,” katanya. Dijelaskan, makam menjulang yang berada di luar pagar bukan makam dari keraton, tapi makam warga, yang saat ini telah dilarang untuk dijadikan pemakaman warga. ”Sekarang tidak boleh melakukan penguburan di sini lagi, karena sudah tercatat di Situs Purbakala Sidoarjo,” imbuhya.
Kenyamanan dari kawasan tersebut, membuat salah seorang pengunjung Maulidina kerasan. Perempuan asal Klampis ini mengungkapkan, dia ingin mengetahui dan berziarah di Makam Aer Mata Ebuh supaya bisa mendapatkan barokah. ”Saya hanya ingin mengetahui dan berziarah, tidak ada maksud lain, ternyata tempatnya sangat nyaman dan sejuk,” ungkapnya.
Air dari Sumber Aer Mata Ebuh Diyakini Obat
AROSBAYA-Selain makam yang sangat terkenal, ada sebuah sumber mata air yang sangat dikenal oleh sebagian masyarakat. Yaitu sumber aer mata ebuh yang menurut kepercayaan masyarakat dapat menyembuhkan penyakit. Sumber mata air yang terletak di bawah makam dari Rato Ebuh Syarifah Ambami. Diungkapkan oleh H. Hammud, penjaga sumur sumber mata air.
Sumur tersebut tidak akan pernah kering dan keluar langsung dari sumber mata air. Sumber mata air tersebut dapat mengobati berbagai macam penyakit, makanya banyak pengunjung yang mencari dan mengambil langsung. Sumur ini dalam dan terletak paling pojok, dengan ukuran yang sangat kecil,” imbuhnya.
Berbeda dengan H. Hammud juru kunci dari makam aer mata ebuh, Moh. Jamal mengatakan bahwa sumur Aer Mata Ebuh bukan asli langsung dari Kanjeng Ratu Ebuh Syarifah Ambami, melainkan langsung dari sumber pegunungan yang banyak dimanfaatkan oleh pengunjung yang datang. Bahkan menurut Jamal, air tersebut diambil oleh pengunjung untuk dibawa ke dalam makam saat melakukan ziarah di dekat makam Ratu Ebuh Syarifah Ambami, dengan mengharapkan syafaat.

0 komentar:

Posting Komentar